4.7.13

Mahasiswi PTN yang Mengalami Vertigo Sejak 4 Tahun Lalu

Jakarta – Assalamu’alaikum dok. Saya anita puspita dewi, saya seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Sumsel. Yang ingin saya tanyakan, kenapa kepala bagian atas dan bagian belakang saya sering mengalami sakit yang tiba-tiba, pada saat pagi hari bangun tidur saya suka merasakan pusing (sakit) kepala yang berputar-putar Dok, suka tidak seimbang badannya.

Saya pernah periksa katanya saya mengalami vertigo, setelah dikasih obat sakit kepalanya tidak berhenti-berhenti, malah makin sering sakit Dok. Kira-kira perhari itu 3-5 kali kumatnya dok, saya mengalami ini sekitar 4 tahun yang lalu Dok. Mohon bantuannya Dok. Terimakasih.


Anita Puspita Dewi (Wanita lajang, 20 tahun)
dewiXXXX@ymail.com
Tinggi badan 170 cm, berat badan 69 kg


Jawaban


Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh.


Dik Anita Puspita Dewi yang dirahmati Allah SWT senantiasa, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.


Langsung saja ya…


Dari pertanyaan Dik Anita Puspita Dewi, kami menemukan beberapa petunjuk inti:


1. Kepala bagian atas dan bagian belakang sering sakit tiba-tiba
2. Pagi hari bangun tidur merasa pusing (sakit) kepala berputar-putar, suka tidak seimbang badannya
3. Seringkali kumat (3-5 kali per hari)
4. Pernah periksa dinyatakan vertigo
5. Diberi obat, malah makin sering sakit
6. Hal ini dialami sekitar 4 tahun yang lalu


Dari data singkat di atas, memang ada kemungkinan besar mengarah ke diagnosis vertigo. Beberapa referensi mengatakan bahwa vertigo merupakan salah satu subtipe dizziness (sakit kepala berputar).


Penderita vertigo biasa mengeluhkan objek (benda) yang berada di sekitarnya berputar (vertigo objektif) atau dirinya yang seolah berputar terhadap sekelilingnya (vertigo subjektif).


Penyebab tersering dan utama dari dizziness (pening) dan vertigo adalah gangguan sirkulasi dan otak (cerebrovascular disorders) yang berkaitan erat dengan sirkulasi vertebrobasilar, migraine, multiple sclerosis, tumor posterior fossa, neurodegenerative disorders, beberapa jenis obat dan gangguan kejiwaan (psychiatric disorders).


Intinya, vertigo disebabkan oleh multifaktor. Salah satunya obat. Vertigo dapat disebabkan oleh karena mengkonsumsi obat-obatan golongan psikotropika.


Berikut ini obat psikotropik yang dapat menyebabkan vertigo:


1. Obat anti-alzheimer (misalnya: memantine, rivastigmine, tacrine)


2. Obat golongan antipsikotik
a. tipikal (misalnya: chlorpromazine, prochlorperazine, fluphenazine, perphenazine, thioridazine, trifluoperazine)
b. atipikal (semua kecuali olanzapine)


3. Obat golongan antidepresan
a. semua obat golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
b. golongan trisiklik (misalnya: amitriptyline, nortriptyline, trazodone, imipramine)
c. golongan monoamine oxidase inhibitors (misalnya: selegiline, phenelzine)
d. lainnya, misalnya: nefazodone, venlafaxine, mirtazapine, bupropion.


4. Obat golongan anxiolytics (misalnya: alprazolam, clonazepam, diazepam, lorazepam, oxazepam, chlordiazepoxide.


5. Obat golongan mood stabilizers (misalnya: gabapentin, carbamazepine, oxcarbazepine, lamotrigine)


6. Obat antikejang atau anticonvulsants (misalnya: phenytoin).


Untuk dapat memastikan vertigo, perlu dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter. Beberapa pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dokter seperti:


1. Tes reaktivitas pupil


2. Uji pergerakan ekstraokuler


3. Pemeriksaan fundoskopi


4. Pemeriksaan telinga dengan menggunakan otoskop


5. Uji Rinne dan Weber bila dijumpai gangguan pendengaran


6. Auskultasi jantung dan arteri karotis


7. Pemeriksaan neurologis yang komprehensif (evaluasi nervus kranialis, uji fungsi serebelar, tes Romberg, dsb).


Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, maka dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan laboratorium bila diperlukan, misalnya:


1. Pemeriksaan darah lengkap


2. Panel kimiawi lengkap


3. Tes fungsi tiroid


4. Glukosa puasa


5. Faktor rheumatoid


Pemeriksaan penunjang lain yang dapat direkomendasikan dokter sesuai indikasi adalah:


1. Electrocardiography (ECG)


2. Electronystagmography untuk mengukur pergerakan mata


3. Pencitraan radiologis (radiologic imaging) berupa:
a. CT scan
b. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
c. MRA (Magnetic Resonance Angiography)


Perlu diketahui, MRI dengan gadolinium enhancement bermanfaat untuk mendeteksi tumor berukuran kecil (intracanalicular tumors) seperti misalnya: acoustic neuromas.


Solusi


Untuk mengatasi vertigo, dokter akan memastikan terlebih dahulu vertigonya apakah termasuk vertigo perifer atau vertigo sentral, di samping juga mempertimbangkan penyebab yang mendasari munculnya vertigo.


Berikut ini rahasia dokter di dalam membedakan antara vertigo perifer dengan vertigo sentral.


Ciri khas vertigo perifer:


1. Vertigo perifer beronset akut dan mendadak.


2. Durasi gejala pada vertigo perifer terjadi dalam hitungan menit, harian, mingguan, namun berulang (recurrent). Intinya, vertigo perifer terjadi dan berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.


3. Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi (labyrinthitis), Ménière’s, neuronitis, iskemia, trauma, toksin (racun).


Beberapa penyebab yang seringkali mendasari terjadinya vertigo perifer adalah: benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), vestibular neuritis, herpes zoster oticus, penyakit Meniere, labyrinthine concussion, fistula perilimfatik, sindrom semicircular canal dehiscence, sindrom Cogan, vestibulopati berulang, gangguan lainnya (seperti: vestibular schwannoma atau neuroma akustik, toksisitas aminoglikoside, otitis media).


4. Intensitas vertigo perifer adalah sedang hingga berat.


5. Mual (nausea) dan muntah (vomiting) umumnya terjadi pada vertigo perifer.


6. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally related).


7. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness) umumnya


terjadi pada vertigo perifer.


8. Tinnitus (telinga berdenging) seringkali menyertai vertigo perifer.


9. Pada vertigo perifer tidak ada defisit neurologis (gangguan persarafan).


10. Sifat nystagmus (pergerakan bola mata di luar kehendak) pada vertigo perifer adalah horizontal, fatigable, berputar (rotary) atau horisontal, dan dihambat oleh fiksasi okuler.


11. Pada beberapa kasus vertigo perifer, seperti pada kasus labirintitis supuratif akut, maka dapat diberikan antibiotik intravena, konsultasi dengan spesialis THT, dan dianjurkan rawat inap di rumah sakit. Untuk kasus endolymphatic hydrops, maka dokter dapat menyarankan pemberian obat golongan diuretik dan pembatasan asupan garam (salt restriction). Untuk kasus vestibular neuritis, dokter akan memberikan terapi prednison.


Ciri khas vertigo sentral:


1. Vertigo sentral beronset kronis (menahun) atau perlahan (gradual).


2. Durasi vertigo sentral adalah mingguan hingga bulanan.


3. Penyebab umum vertigo sentral adalah vaskuler (sirkulasi/peredaran di pembuluh darah), demyelinating, neoplasma (keganasan).


Beberapa penyebab spesifik yang sering mendasari terjadinya vertigo sentral antara lain: migrainous vertigo, iskemi batang otak, TIA (transient ischemic attack) berupa sindrom arteri vertebra rotasional, sindrom Wallenberg, sindrom stroke lainnya, perdarahan dan infark serebelar, malformasi Chiari, multiple sclerosis, ataksia episodik tipe 2, sindrom disembarkment (mal de debarquement).


4. Intensitas vertigo sentral ringan hingga sedang.


5. Mual (nausea) dan muntah (vomiting) jarang terjadi pada vertigo sentral.


6. Vertigo sentral jarang berhubungan dengan posisi.


7. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness) jarang terjadi pada vertigo sentral.


8. Pada vertigo sentral, biasanya tidak disertai tinnitus (telinga berdenging).


9. Defisit neurologis (neurologic deficits) umumnya terjadi pada vertigo sentral. Uniknya, vertigo sentral dapat disertai gangguan penglihatan (visual).


10. Sifat nystagmus pada vertigo sentral adalah vertikal, nonfatigable, banyak arah (multidirectional), tidak dihambat oleh fiksasi okuler.


11. Pada kasus vertigo sentral, seperti iskemi batang otak (brainstem ischemia) dan vertebrobasilar insufficiency , maka dokter akan merekomendasikan untuk secepatnya dilakukan neuroradiological imaging, berkonsultasi dengan dokter ahli saraf, dan dirawat inap di rumah sakit. Untuk kasus perdarahan otak (cerebellar hemmorhage), maka dokter akan merekomendasikan untuk secepatnya dilakukan neuroradiological imaging dan konsultasi dengan dokter spesialis bedah saraf karena hal ini adalah emergensi (gawat darurat).


Jadi, terapi direkomendasikan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan yang komprehensif, interpretasi laboratorium, pemeriksaan penunjang serta pencitraan radiologi, menurut indikasi, dan sesuai penyebab yang mendasarinya.


Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.


Salam sehat dan sukses selalu!


Dokter Dito Anurogo


Konsultan detik.com, dokter online, pemerhati neurosains, hematopsikiatri serta neurofarmakogenomik, penulis 12 buku, mengabdi dan berkarya di neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia, Surya University, Indonesia.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Mahasiswi PTN yang Mengalami Vertigo Sejak 4 Tahun Lalu

No comments:

Post a Comment