5.7.13

Nyeri Dada Sampai Susah Jalan, Gejala Sakit Jantung?

Jakarta – Dok, saya kadang merasakan nyeri di dada saya dan itu terjadi secara tiba-tiba. Kadang rasanya hanya nyeri biasa tapi kadang nyerinya sakit sekali sehingga susah untuk dibuat jalan. Itu penyakit apa ya Dok? Apa karena faktor obesitas atau karena hanya nyeri biasa? Terimakasih.

Adelia (Wanita lajang 20 tahun)
liya_XXX@yahoo.co.id
Tinggi 158 cm dan berat 60 kg


Jawaban:


Dilihat dari berat badan dan tinggi badan, Ibu tidak mengalami obesitas, berat badan masih normal, masih berada dalam tahap ideal.


Lalu apakah Ibu Adelia sudah cek ke dokter? Dokter mengatakan apa ya? Jika belum, kami sarankan Ibu cek ke dokter dan melakukan tes general medical checkup dan tes pemeriksaan EKG.


Mengenai nyeri dada, apakah nyeri dada berlangsung dalam jangka waktu atau intensitas yang lama atau sebentar?


Mengenai nyeri dada, memang patut kita curigai, karena gejala ini mirip dengan gejala penyakit jantung. Gejala penyakit jantung seperti nyeri dada khsusnya di sebelah kiri seperti ada tekanan berat yang menimpa dada anda, disertai dengan gejala sesak dada, dan sesak napas.


Namun, Selain berasal dari jantung, penyebab nyeri dada bisa bersumber dari penyakit lain, seperti:


1. Nyeri dada yang berasal dari paru-paru (kanker paru-paru)
2. Nyeri dada yang berasal dari gangguan pencernaan (seperti maag, GERD, asam lambung meningkat, gangguan pada pencernaan, dyspepsia)
3. Nyeri dada yang berasal dari batuk (infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus)
4. Nyeri dada yang berasal dari tulang dada atau otot dada (tulang rusuk yang patah).


Kami perlu membaca hasil pemeriksaan dari dokter sebelumnya ibu, baik hasil general medical checkup laboratourium, hasil pemeriksaan jantung seperti tes EKG, rongten dada,untuk membuktikan penyebab pasti dari nyeri dada yang ibu alami.


Jika ibu masih ada pertanyaan mengenai hasil pemeriksaan dari dokter sebelumnya, ibu dapat berkonsultasi langsung (berhadapan langsung) dengan dokter kami gratis dengan membawa hasil pemeriksaan dari dokter sebelumnya.


Profesor Xiao Mingdi


Dokter Spesialis Bedah Kardiovaskular di Shanghai Yodak Cardio-Thoracic Hospital. RS Cardio-thoracic Yodak Shanghai terletak di No.218 Jalan Longcao Distrik Xuhui Shanghai. Perwakilan di Jakarta ada di Menara Citicon Lantai 11 Blok Suite E, Jalan S Parman Kav72, Slipi, Jakarta Barat 11410. Tel: 021 – 99808123 dan 021 – 99570666.


Anggota dari Association of Thoracic and Cardiovascular Surgeons of Asia, konsultan ahli dari Departemen Kesehatan RRC, Dewan Pengawas dari China National Science and Technology Progress Award, Wakil Direktur dari China Thoracic and Cardiovascular Surgeons Society, Ketua Kehormatan untuk Shanghai Thoracic and Cardiovascular Surgeons Society, Standing Committee Member of the China Medical Doctor Association.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Nyeri Dada Sampai Susah Jalan, Gejala Sakit Jantung?

Sudah 3 Hari BAB Encer, Harus ke Dokter atau Cukup Minum Obat Warung?

Jakarta – Dok, saya sudah hampir 3 hari ini selalu BAB (buang air besar) cairan, yang anehnya kejadian ini hanya berlangsung pada malam, pagi dan siang hari saja, ketika sore hari tidak berasa. Dan hampir yang keluar adalah cairan, apakah saya harus ke dokter atau saya cukup dengan minum obat warung saja? Saya sudah coba makan pisang, tapi sampai saat ini masih saja buang-buang air. Mohon bantuannya Dok, terimakasih.

Ika Noviyanti (Perempuan menikah, 26 tahun)
ikanoviXXXX@gmail.com
Tinggi Badan 170 cm, Berat Badan 68 kg


Jawaban


Mbak Ika Noviyanti yang dirahmati Allah, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.


Langsung saja ya…


Dari kata kunci ‘buang air besar berupa cairan, sehari 3 kali, selama 3 hari’ maka kemungkinan besar Mbak Ika Noviyanti terkena diare akut.


Diare akut adalah buang air besar (BAB) yang lembek, cair, bisa berupa air saja, dengan frekuensi lebih sering, biasanya sehari 3 kali atau lebih, dan berlangsung kurang dari 14 hari.


Penyebab diare akut adalah multifaktor, misalnya: bakteri, virus, parasit (cacing), gangguan penyerapan zat/nutrisi makanan (malabsorbsi), alergi, keracunan, imunisasi, atau penyebab lainnya.


Berbagai kondisi medis non-infeksius dapat menyebabkan diare juga, misalnya:


1. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan tertentu, seperti: intoleransi laktosa, penyakit coeliac, problematika pankreas, dsb.
2. Penyakit tertentu dari sistem hormonal (endokrin), termasuk penyakit tiroid, diabetes, kelenjar adrenal, dan sindrom Zollinger-Ellison.
3. Radang saluran pencernaan.
4. Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome).
5. Kanker usus
6. Terbentuknya kantung di dinding usus pada penyakit diverticular dapat memicu terjadinya diare, terutama jika terjadi infeksi dan radang (diverticulitis)
7. Keberadaan tumor tertentu (termasuk carcinoid tumour dan pheochromocytoma) dapat menyebabkan diare.
8. Operasi pembuangan/pengangkatan sebagian usus. Kondisi usus yang pendek (short-bowel syndrome) tidak mampu menyerap semua zat/nutrisi yang kita makan/minum, sehingga memungkinkan terjadi diare.
9. Efek setelah operasi kantung empedu. Peningkatan empedu di kolon dapat menyebabkan tinja berair (watery stools) alias diare.


Kurang gizi, masa setelah infeksi virus, menurunnya kekebalan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan seseorang rentan menderita diare.


Solusi


Sebaiknya penderita diare segera ke dokter agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut/parah. Dokter akan melakukan upaya sbb:
1. Menilai derajat dehidarasi
2. Menentukan rencana pengobatan/terapi
3. Memberikan oralit dan makanan cair (sup, air tajin)


Oralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan penderita (dalam kg) dengan 75 ml. Atau dapat juga memakai pedoman berikut ini.


Jumlah oralit yang diberikan untuk usia:
- Kurang dari 1 tahun: 300 ml
- 1-4 tahun: 600 ml
- Lebih dari 5 tahun: 1200 ml
- Dewasa: 2400 ml.


Obat


Pemberian obat direkomendasikan oleh dokter pada kasus diare yang bukan disebabkan oleh virus (nonviral diarrheas), misalnya:
1. Diare yang disebabkan oleh spesies Aeromonas: dapat diberi cefixime dan sebagian besar obat golongan cephalosporins generasi ketiga dan keempat.
2. Diare yang disebabkan oleh spesies Campylobacter: dapat diberi Erythromycin.
3. Diare yang disebabkan oleh C difficile: dapat diberi metronidazole oral atau vancomycin.
4. Diare yang disebabkan oleh C perfringens: jangan diberikan antibiotik.
5. Diare yang disebabkan oleh Cryptosporidium parvum: diberi paromomycin atau nitazoxanide.
6. Diare yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica: diberi metronidazole diikuti pemberian iodoquinol atau paromomycin.
7. Diare yang disebabkan oleh E coli: dapat diresepkan trimethoprim-sulfamethoxazole bila terjadi diare sedang hingga berat. Bila terjadi komplikasi sistemik, maka boleh diberikan obat golongan sefalosporin generasi kedua atau ketiga secara parenteral. Pemberian antibiotik dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hemolytic-uremic syndrome.
8. Diare yang disebabkan oleh G lamblia: diberi metronidazole atau nitazoxanide.
9. Diare yang disebabkan oleh spesies Plesiomonas: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole atau obat golongan cephalosporin.
10. Diare yang disebabkan oleh spesies Salmonella: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai lini pertama. Untuk kasus invasif, dapat diberikan ceftriaxone dan cefotaxime.
11. Diare yang disebabkan oleh spesies Shigella: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai lini pertama. Cefixime, ceftriaxone, dan cefotaxime direkomendasikan untuk kasus invasif.
12. Diare yang disebabkan oleh V cholerae: diberikan doxycycline sebagai antibiotik lini pertama. Sedangkan erythromycin adalah antibiotik lini kedua.
13. Diare yang disebabkan oleh spesies Yersinia: dokter akan memberikan beberapa alternatif pilihan, seperti: trimethoprim-sulfamethoxazole, cefixime, ceftriaxone, dan cefotaxime. Terapi tidak memperpendek durasi penyakit, persiapkan bila terjadi komplikasi.


Jadi pada dasarnya obat hanya boleh diberikan oleh dokter sesuai dengan penyebab pasti yang mendasari terjadinya diare. Hindari upaya mengobati diri sendiri, karena dapat berakibat fatal. Hindari pula anggapan bahwa diare pasti sembuh dengan antibiotik. Perlu diketahui, bahwa sebagian obat antibiotik malah justru menyebabkan terjadinya diare. Oleh karena itu, antibiotik hanya boleh dibeli dengan resep dokter di apotek.


Dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat, bila tidak membaik dalam waktu tiga hari dan disertai kondisi/keadaan berikut ini:
1. Buang air besar cair lebih sering
2. Muntah berulang-ulang
3. Rasa haus yang amat
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Ditemukan darah di dalam tinja


Pemberian probiotik, terutama strain Lactobacillus manusia (Lactobacillus casei sp strain GG) di dalam bentuk susu fermentasi atau freeze-dried powder efektif untuk pemulihan (recovery) penderita diare akut yang disebabkan oleh rotavirus.


Perlu diwaspadai adanya diare yang bermasalah, misalnya:
1. Disentri
Deteksinya cukup mudah: bila ada diare disertai darah dan lendir dalam tinja.


2. Diare persisten
Deteksinya: diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih.


3. Diare dengan penyerta (komorbiditas)
Beberapa penyakit yang sering terjadi bersamaan atau menyertai diare antara lain:
a. Infeksi susunan saraf pusat
b. Infeksi saluran pernafasan
c. Infeksi saluran kemih
d. Infeksi sistemik
e. Kurang gizi


Pencegahan
Diperkirakan lebih dari 500 juta anak di seluruh dunia menderita diare setiap tahun. Oleh karena itu, diupayakan pencegahan diare. Langkah efektif pencegahan diare menurut WHO (World Health Organization):
1. Menyusui ASI eksklusif dengan baik dan benar (selama 6 bulan)
2. Menyapih dan memperbaiki makanan pendamping ASI
3. Memperhatikan higiene dan sanitasi serta menggunakan air bersih untuk minum
4. Kebiasaan cuci tangan
5. Penggunaan WC/jamban/kakus dan menghindari buang air besar (BAB) di sembarang tempat. Jarak jamban dengan sumber air (sumur) lebih dari 10 meter.
6. Membiasakan anak-anak untuk BAB di tempatnya
7. Imunisasi campak (measles)


Pemberian suplementasi seng (zinc supplementation) pada anak-anak di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) dapat mengurangi terjadinya diare dan pneumonia (radang selaput paru-paru). WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian suplemen zinc 20 mg setiap hari selama 10–14 hari terutama untuk anak-anak dengan diare akut, dan 10 mg per hari untuk bayi berusia kurang dari enam bulan, untuk mengurangi dan menekan tingkat keparahan episode diare serta mencegah berulang atau kambuhnya diare dalam 2-3 bulan ke depan.


Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat.


Salam sehat dan sukses selalu!


Dokter Dito Anurogo


Konsultan detik.com, dokter online, pemerhati neurosains, hematopsikiatri serta neurofarmakogenomik, penulis 12 buku, mengabdi dan berkarya di neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia, Surya University, Indonesia.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Sudah 3 Hari BAB Encer, Harus ke Dokter atau Cukup Minum Obat Warung?

Pengobatan Wasir, Lebih Aman Operasi atau Herbal?

Jakarta – Dok, saya mau tanya. Saya sedang berobat wasir di salah satu klinik herbal terkenal. Janji awal sekitar 10-14 hari wasir sudah copot, tapi ini sudah hampir sebulan. Dan di daerah sekitar wasir saya jadi menghitam. Saya disarankan untuk mengoleskan betason-n di kulit yang terinfeksi, serta minum clindamycin sebagai pengobatan dari dalam. Tapi saya lihat kulit saya menghitam seperti gosong.

Sebaiknya apa yang harus saya lakukan Dok? Dan mana yang lebih aman saya tempuh untuk pengobatan wasir? Melalui jalan operasi atau herbal? Terimakasih banyak.


Emma (Wanita lajang, 23 tahun)
mohaasiniiyXXXX@yahoo.com
Tinggi badan 160 cm, berat badan 53 kg


Jawaban


Dear Saudari Emma yang dimuliakan Allah, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami. Langsung saja ya, kita menuju ke pokok permasalahan.


Hemoroid (hemorrhoids) dikenal juga dengan sebutan piles, wasir, atau ambeien adalah suatu keadaan/kondisi dimana pembuluh darah vena di ujung rektum dan anus melebar/membengkak. Di dalam istilah medis definisi hemoroid adalah varicose dilatation of the haemarrhoid plexus. Hal ini terjadi oleh karena terdapat peningkatan tekanan di pembuluh darah tersebut.


Epidemiologi Secara umum, sekitar 50% populasi penduduk pernah mengalami hemoroid. Adapun prevalensi (angka kejadian) hemoroid simtomatis di Amerika Serikat diperkirakan mencapai 4,4 persen, dengan puncak prevalensi di antara usia 45 hingga 65 tahun. Sekitar 49 dari 100 ribu penderita menjalani operasi (hemorrhoidectomy) setiap tahunnya. Memang penyakit ini adalah problematika umum di Amerika Serikat yang mengenai sekitar 1 juta penduduk Amerika setiap tahunnya.


Penyebab Berbagai faktor berkontribusi pada perkembangan wasir (hemorrhoidal cushions), termasuk sembelit (constipation), kegawatdaruratan, gaya tarik bumi (gravity), mengejan terlalu lama (prolonged straining),berolahraga (exercise), nutrisi (diet rendah serat), kehamilan, peningkatan tekanan intra-abdominal pressure, kebiasaan usus dan saluran pencernaan yang tidak teratur atau irregular bowel habits (misalnya: susah buang air besar, diare), faktor genetika, ketiadaan katub di pembuluh darah vena hemoroid (absence of valves within the hemorrhoidal veins), dan faktor usia atau penuaan (aging).


Aspek Neurosains Hemoroid Beberapa enzim atau mediator terlibat di dalam degradasi dari berbagai jaringan penunjang di anus (anal cushions). Beberapa diantaranya: matrix metalloproteinase (MMP), suatu zinc-dependent proteinase, adalah satu diantara enzim yang paling kuat (potent), mampu mendegradasi (menurunkan) protein-protein seperti: elastin, fibronectin, dan collagen. MMP-9 banyak dijumpai (over-expressed) pada penderita hemoroid, berkaitan dengan kerusakan atau gangguan (breakdown) serat elastis (elastic fibers).


Aktivasi MMP-2 dan MMP-9 oleh thrombin, plasmin, atau proteinase lainnya menghasilkan gangguan (disruption) pembuluh darah kapiler (capillary bed) dan promosi aktivitas angioproliferative dari transforming growth factor beta (TGF-beta).


Riset terbaru menunjukkan peningkatan densitas mikrovaskuler pada jaringan hemoroid, membuktikan bahwa pembentukan pembuluh darah baru (neovascularization) dapat menjadi fenomena penting lainnya di dalam perjalanan penyakit (pathogenesis) hemoroid. Hal ini ditunjang oleh studi Chung dkk (2004) yang menemukan adanya endoglin (CD105), yang merupakan salah satu binding sites dari TGF-beta dan sebagai suatu proliferative marker untuk neovascularization, diekspresikan di lebih dari setengah spesimen jaringan hemoroid, dibandingkan dengan yang diambil dari mukosa anorektal normal, dimana tidak dijumpai apapun.


Han dkk (2005) membuktikan pula adanya peningkatan ekspresi angiogenesis-related protein seperti VEGF (vascular endothelial growth factors) pada penderita hemoroid. Selain itu, pada hemoroid, nitric oxide synthase, suatu enzim yang mensintesis nitric oxide dari L-arginine, juga dilaporkan meningkat secara signifikan.


Secara prinsip, penyebab hemoroid dapat dijelaskan dengan teori sliding anal cushions, rectal redundancy, dan ketidaknormalan pembuluh darah atau vascular abnormality, dimana terjadi hiperperfusi dari pleksus arteriovenous di dalam anus (anal cushion) sehingga memunculkan hemoroid.


Potret Klinis Sebelum menegakkan atau memastikan diagnosis, amat penting bagi dokter untuk mengetahui riwayat penyakit terdahulu dengan cara melakukan anamnesis (wawancara terarah, terstruktur, dan mendetail), melakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.


Hemoroid melibatkan pembuluh darah di dalam rektum. Menurut struktur anatominya, hemoroid dibagi dua, internal dan eksternal.


Untuk kasus hemoroid internal, biasanya dijumpai perdarahan tanpa rasa nyeri (painless bleeding), penonjolan jaringan (tissue protrusion), dijumpai semacam lendir (mucous discharge), dan perasaan belum tuntas bila buang air besar (feeling of incomplete evacuation). Hemoroid internal biasanya tidak terlihat, karena terletak di bagian dalam anus. Hemoroid internal terkadang dapat meregang ke bawah bahkan hingga menonjol ke luar anus. Tonjolan ini disebut prolapse. Prolapse (tonjolan) ini dapat masuk kembali ke dalam rectum bila didorong dengan lembut.


Kasus hemoroid eksternal cenderung berbeda. Penderita akan merasa tidak nyaman di sekitar anus seperti ada cairan (anal discomfort with engorgement), nyeri dengan disertai bekuan di pembuluh darah (pain with thrombosis), serta gatal.


Pada prinsipnya, hemoroid yang berasal dari bagian atas (sisi dubur) dari lubang anus disebut hemoroid internal. Jika berasal dari ujung bawah lubang anus (di dekat anus) disebut hemoroid eksternal.


Klasifikasi Hemoroid dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Derajat 1: berdarah namun tidak menonjol (prolapsed). Derajat 2: ada tonjolan selama buang air besar (defecation) namun kembali secara spontan. Derajat 3: ada tonjolan selama BAB namun perlu reduksi manual Derajat 4: ada tonjolan permanen


Diagnosis Banding Beberapa kondisi atau keadaan yang menyerupai hemoroid antara lain: 1. Anal fissure 2. Perirectal abscess 3. Anal fistula 4. Anal stenosis 5. Keganasan (malignancy) 6. Penyakit radang usus dan saluran pencernaan atau inflammatory bowel disease (misalnya: IBD, penyakit Crohn dan kolitis ulseratif) 7. Anal condyloma 8. Pruritus ani 9. Rectal prolapse 10. Hypertrophied anal papilla 11. Skin tags.


Solusi Terapi gangguan anus dan rectum (anorectal disorders) dengan suppositories, cautery, dan oleh eksisi telah lama dideskripsikan oleh Hippocrates.


Diet tinggi serat, sekitar 20 hingga 35 gram/hari, atau intake suplemen serat, seperti psyllium, methylcellulose, atau calcium polycarbophil sangat direkomendasikan.


Serat yang cukup dan hidrasi (minum banyak air) akan memperbaiki konstipasi dan diare dengan menormalkan tinja. Referensi lainnya menyebutkan sekitar 25 hingga 30 gram serat yang tidak larut dalam air (insoluble fiber) direkomendasikan setiap harinya. Modifikasi gaya hidup adalah perubahan kebiasaan saat berada di kamar mandi yang mencetuskan hemoroid, seperti misalnya: menghindari berlama-lama berada di kamar kecil (WC, toilet), hindari pula membaca (koran, majalah, buku) saat berada di WC.


Jadi pendekatan pertama dan utama untuk penderita hemoroid adalah diet dan modifikasi gaya hidup.


Di Eropa dan Asia, micronized flavonoids telah digunakan sebagai suplemen diet untuk menurunkan fragility pembuluh darah kapiler. Namun di USA, terapi ini belum disetujui oleh US Food and Drug Administration.


Terapi Obat (Medikamentosa) Hemoroid dapat diterapi dengan pemberian obat golongan flavonoid, misalnya: MPFF, diosmin, troxerutin, dan hydroxyethylrutosides.


Micronised purified flavonoid fraction (MPFF) adalah obat golongan phlebotropic oral yang terbuat dari 90% micronised diosmin dan 10% flavonoid yang diekspresikan seperti hesperidin. MPFF adalah suatu agen flavonoid venotonic, sebagai terapi hemoroid derajat 1 dan 2, umumnya dipakai di Eropa dan Asia.


MPFF memperbaiki tonus pembulh darah vena (venous tone), menghambat pelepasan prostaglandin, dan terbukti dapat mengurangi gejala-gejala akut yang berkaitan dengan hemoroid derajat 1 dan 2.


Ginkgo Ekstrak Ginkgo biloba dikombinasikan dengan troxerutin dan heptaminol bekerja dengan meningkatkan tegangan pembuluh darah vena (venous tonicity) dan resistensi dinding pembuluh darah (vessel wall resistance), dan menurunkan permeabilitasnya.


Heparan sulfate Heparan sulfate dipakai sebagai terapi untuk hemoroid derajat 2 dan 3. Heparan sulfate mampu mengendalikan nyeri, normalisasi hyperemia dan sekresi mukoid. Heparan sulfate juga menginduksi remisi skin rash dan gatal (itching).


Calcium dobesilate juga dapat dipakai sebagai terapi hemoroid.


Aplikasi lokal di saluran anus dapat menggunakan nitrat dan preparat anestetik lokal. Nitric oxide, seperti nitroglycerin [glyceryl trinitrate]) dapat menyebabkan ‘chemical sphincterotomy’ tanpa muncul risiko gangguan fungsi ekskresi yang permanen (permanent incontinence). Efek samping nitric oxide dapat menimbulkan sakit kepala atau pusing.


Penggunaan herbal dan ekstrak lainnya. 1. Ekstrak darah lintah yang terstandarisasi (standardised blood leech extract) di dalam preparat kombinasi topikal mengandung polidocanol dan allantoin dapat digunakan sebagai terapi hemoroid derajat 1 dan 2. 2. Horse chestnut seed extract (aescin) dapat mengurangi gejala hemoroid. 3. Commiphora wightii (Guggulu) adalah antiseptik astringent dengan anti-radang dan demulcent yang membantu mengurangi nyeri dan radang (inflammation) pada wasir. 4. Emblica officinalis (Amalaki) memiliki aksi laxative, yang penting untuk menyembuhkan konstipasi yang berkaitan dengan hemoroid. Efek antibakteri dan astringent dari Emblica officinalis mencegah infeksi dan membantu menyembuhkan luka (ulcers). 5. Mimosa pudica (Lajjalu) memiliki efek antiradang (anti-inflammatory), antiseptik, dan penyembuh. Sehingga mampu “menyusutkan/mengecilkan” massa hemoroid dan pembuluh darah vena (varicose veins). 6. Shilajeet (mineral pitch) memiliki efek astringent dan antiradang, bermanfaat untuk mengatasi nyeri serta perdarahan pada hemoroid dan varicose veins. 7. Terminalia chebula (Haritaki) bersifat sebagai laxative dan membantu pengosongan. 8. Berberis aristata (Daruharidra) adalah formula herbal dan mineral untuk terapi hemoroid yang memiliki efek laxative. 9. Euphorbia prostrata bermanfaat untuk hemoroid derajat 1 dan 2. Kandungan flavonoids, tannins, dan phenolic acid di dalam tanaman ini bermanfaat untuk mengatasi derajat awal hemoroid simtomatis.


Sekadar diketahui, tanaman obat (herbal) dan beragam ekstrak di atas masih dalam uji coba dan masih memerlukan riset lanjutan untuk dapat direkomendasikan sebagai terapi hemoroid.


Jadi jelaslah bahwa terapi medikamentosa (obat) dapat mengurangi pembengkakan (oedema), mengurangi nyeri, dan membantu meringankan thrombosis (terbentuknya bekuan darah, dsb), namun tidak dapat secara pasti menyembuhkan wasir.


Hemoroid derajat 1 dapat diterapi dengan diet dan obat-obatan atau dengan teknik sclerotherapy, banding, atau infrared therapy. Sclerotherapy adalah suntikan zat kimia iritan ke pembuluh darah vena untuk memproduksi radang, fibrosis (pembentukan jaringan fibrosa), penghilangan (obliteration) lumen.


Hemoroid derajat 2 dapat diatasi dengan sclerotherapy, ligasi, atau infrared photocoagulation. Hemoroid derajat 3 dan 4 setelah fase akut, hanya dapat ditangani hanya dengan operasi.


Pilihan terapi untuk hemoroid internal:


1. Rubber Band Ligation 2. Sclerotherapy 3. Bipolar Diathermy dan Infrared Photocoagulation


Operasi Wasir


Operative hemorrhoidectomy diindikasikan sebagai terapi kombinasi hemoroid internal dan eksternal atau hemoroid derajat 3 dan 4, terutama pada penderita yang tidak berespon dengan terapi obat.


Open hemorrhoidectomy, dikenal pula sebagai Milligan-Morgan hemorrhoidectomy, paling sering dilakukan di Inggris (United Kingdom). Closed hemorrhoidectomy, dikenal pula sebagai Ferguson hemorrhoidectomy, paling sering dilakukan di Amerika Serikat, adalah teknik yang serupa dengan Milligan-Morgan hemorrhoidectomy.


Teknik operasi wasir lainnya adalah dengan harmonic scalpel, LigaSure, dan Doppler-guided Transanal Hemorrhoidal Ligation. Sedangkan prosedur untuk penonjolan wasir (prolapsed hemorrhoids) adalah technique of circular stapled hemorrhoidopexy (SH), atau procedure for prolapsed hemorrhoids (PPH), sebagai suatu alternatif untuk Milligan-Morgan (open) hemorrhoidectomy yang lebih tradisional untuk terapi pembedahan untuk hemoroid internal simtomatis.


Komplikasi Yang perlu diperhatikan dokter adalah terjadinya komplikasi setelah operasi (postoperative complications), seperti: 1. Perdarahan (sekitar 2%) 2. Gangguan berkemih atau retensi urin (sekitar 34%) 3. Infeksi luka 4. Gangguan fungsi seksual 5. Striktur anus dan ectropion


Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat.


Salam sehat dan sukses selalu!!!


Dokter Dito Anurogo


Konsultan detik.com, dokter online, pemerhati neurosains, hematopsikiatri serta neurofarmakogenomik, penulis 12 buku, mengabdi dan berkarya di neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia, Surya University, Indonesia.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Pengobatan Wasir, Lebih Aman Operasi atau Herbal?