8.7.13

Bila Sakit Masih Bisa Ditahan, Perlukah Minum Obat atau ke Dokter?

Jakarta – Dokter Dito, saya mau tanya. Kebiasaan saya ketika gejala awal sakit seperti flu atau batuk, saya tidak pernah mau minum obat ataupun ke dokter untuk periksa karena menurut pikiran saya, manusia memiliki kekebalan tubuh sendiri. Jadi selama menurut saya, saya masih bisa tahan dengan sakit itu, saya hanya perbanyak minum air dan tambahannya vitamin untuk memperkuat imun tubuh dan alhamdulillah saya bisa pulih dari sakit, walau memang tidak secepat dengan obat dari dokter.

Nah, menurut Dokter, apakah pemikiran saya benar atau tidak? Mohon pencerahan. Terimakasih atas pencerahan dokter Dito, semoga Dokter Dito sekeluarga sehat, sukses, bahagia, beruntung dan diridhoi Allah selalu dunia-akhirat. Amin 3x.


Haidar (Pria lajang, 26 tahun)
haidarXXXXX@myself.com
Tinggi badan 160 cm, berat badan 60 kg


Jawaban


Terimakasih atas doa dan kepercayaan Mas Haidar kepada kami.


Mari kita langsung menuju ke pembahasan.


Pertanyaan Mas Haidar mengingatkan kami kepada konsep ‘sehat’ menurut World Health Organization (WHO), ‘Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity’.


Dari konsep ini, kita mengetahui bahwa bahwa seseorang dikatakan sehat itu bila memenuhi aspek berikut:


1. Sehat secara jasmani
2. Sehat secara mental
3. Sehat secara sosial-ekonomi (sejahtera dan mandiri)


Namun, seiring perkembangan riset dan teknologi, konsep ini ternyata belum cukup. Masih ada beberapa aspek lagi yang perlu ditambahkan untuk melengkapi konsep ‘sehat’, antara lain:


4. Sehat secara pikiran
5. Sehat secara spiritual
6. Sehat secara budaya
7. Sehat secara politik


Nah, dari tujuh konsep di atas serta berbagai referensi yang telah kami baca, kami menyimpulkan bahwa konsep ‘sehat’ dan ‘kesehatan’ itu secara besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal.


Mari kita sedikit uraikan sebagai berikut ini:


1. Faktor internal adalah yang ada di dalam diri individu atau manusia itu sendiri. Faktor internal ini meliputi:
a. Pikiranya termasuk juga mindset, paradigma, prasangka, asumsi, opini, fokus, perhatian, dsb. Cara berpikir seseorang terhadap diri dan lingkungannya akan menentukan tingkat ‘kesehatannya’.
b. Perutnya apa yang dimakan, diminum, menentukan kesehatan manusia.
c. Jiwanya yang ini lebih kompleks, sebab dinamika jiwa amat menentukan kesehatan mental dan fisik manusia.
d. Sistem imunitas (kekebalan tubuh) daya tahan tubuh seseorang itu berperan penting bila tubuh dimasuki virus, bakteri, jamur, dkk.


Menurut ahli, faktor internal ini lebih dominan dibandingkan faktor eksternal, di dalam menentukan derajat kesehatan seseorang.


2. Faktor eksternal adalah apa yang berada di luar dan di sekitar manusia itu, misalnya: lingkungan alam, semesta, polusi, cuaca, lingkungan pergaulan, pendidikan, pengaruh politik, ekonomi, budaya, sosial, pertahanan, keamanan, etika, dsb.


Intinya, kita bisa sehat (secara komprehensif, dalam arti luas) bila antara faktor internal dan eksternal itu seimbang dan harmonis.


Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.


dr. Dito Anurogo
Medical doctor at neuroscience department and Brain and Circulation Institute of Indonesia (BCII), Surya University, Indonesia.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Bila Sakit Masih Bisa Ditahan, Perlukah Minum Obat atau ke Dokter?