5.7.13

Sudah 3 Hari BAB Encer, Harus ke Dokter atau Cukup Minum Obat Warung?

Jakarta – Dok, saya sudah hampir 3 hari ini selalu BAB (buang air besar) cairan, yang anehnya kejadian ini hanya berlangsung pada malam, pagi dan siang hari saja, ketika sore hari tidak berasa. Dan hampir yang keluar adalah cairan, apakah saya harus ke dokter atau saya cukup dengan minum obat warung saja? Saya sudah coba makan pisang, tapi sampai saat ini masih saja buang-buang air. Mohon bantuannya Dok, terimakasih.

Ika Noviyanti (Perempuan menikah, 26 tahun)
ikanoviXXXX@gmail.com
Tinggi Badan 170 cm, Berat Badan 68 kg


Jawaban


Mbak Ika Noviyanti yang dirahmati Allah, terimakasih atas kepercayaannya kepada kami.


Langsung saja ya…


Dari kata kunci ‘buang air besar berupa cairan, sehari 3 kali, selama 3 hari’ maka kemungkinan besar Mbak Ika Noviyanti terkena diare akut.


Diare akut adalah buang air besar (BAB) yang lembek, cair, bisa berupa air saja, dengan frekuensi lebih sering, biasanya sehari 3 kali atau lebih, dan berlangsung kurang dari 14 hari.


Penyebab diare akut adalah multifaktor, misalnya: bakteri, virus, parasit (cacing), gangguan penyerapan zat/nutrisi makanan (malabsorbsi), alergi, keracunan, imunisasi, atau penyebab lainnya.


Berbagai kondisi medis non-infeksius dapat menyebabkan diare juga, misalnya:


1. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan tertentu, seperti: intoleransi laktosa, penyakit coeliac, problematika pankreas, dsb.
2. Penyakit tertentu dari sistem hormonal (endokrin), termasuk penyakit tiroid, diabetes, kelenjar adrenal, dan sindrom Zollinger-Ellison.
3. Radang saluran pencernaan.
4. Sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome).
5. Kanker usus
6. Terbentuknya kantung di dinding usus pada penyakit diverticular dapat memicu terjadinya diare, terutama jika terjadi infeksi dan radang (diverticulitis)
7. Keberadaan tumor tertentu (termasuk carcinoid tumour dan pheochromocytoma) dapat menyebabkan diare.
8. Operasi pembuangan/pengangkatan sebagian usus. Kondisi usus yang pendek (short-bowel syndrome) tidak mampu menyerap semua zat/nutrisi yang kita makan/minum, sehingga memungkinkan terjadi diare.
9. Efek setelah operasi kantung empedu. Peningkatan empedu di kolon dapat menyebabkan tinja berair (watery stools) alias diare.


Kurang gizi, masa setelah infeksi virus, menurunnya kekebalan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan seseorang rentan menderita diare.


Solusi


Sebaiknya penderita diare segera ke dokter agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut/parah. Dokter akan melakukan upaya sbb:
1. Menilai derajat dehidarasi
2. Menentukan rencana pengobatan/terapi
3. Memberikan oralit dan makanan cair (sup, air tajin)


Oralit yang diberikan dihitung dengan mengalikan berat badan penderita (dalam kg) dengan 75 ml. Atau dapat juga memakai pedoman berikut ini.


Jumlah oralit yang diberikan untuk usia:
- Kurang dari 1 tahun: 300 ml
- 1-4 tahun: 600 ml
- Lebih dari 5 tahun: 1200 ml
- Dewasa: 2400 ml.


Obat


Pemberian obat direkomendasikan oleh dokter pada kasus diare yang bukan disebabkan oleh virus (nonviral diarrheas), misalnya:
1. Diare yang disebabkan oleh spesies Aeromonas: dapat diberi cefixime dan sebagian besar obat golongan cephalosporins generasi ketiga dan keempat.
2. Diare yang disebabkan oleh spesies Campylobacter: dapat diberi Erythromycin.
3. Diare yang disebabkan oleh C difficile: dapat diberi metronidazole oral atau vancomycin.
4. Diare yang disebabkan oleh C perfringens: jangan diberikan antibiotik.
5. Diare yang disebabkan oleh Cryptosporidium parvum: diberi paromomycin atau nitazoxanide.
6. Diare yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica: diberi metronidazole diikuti pemberian iodoquinol atau paromomycin.
7. Diare yang disebabkan oleh E coli: dapat diresepkan trimethoprim-sulfamethoxazole bila terjadi diare sedang hingga berat. Bila terjadi komplikasi sistemik, maka boleh diberikan obat golongan sefalosporin generasi kedua atau ketiga secara parenteral. Pemberian antibiotik dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hemolytic-uremic syndrome.
8. Diare yang disebabkan oleh G lamblia: diberi metronidazole atau nitazoxanide.
9. Diare yang disebabkan oleh spesies Plesiomonas: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole atau obat golongan cephalosporin.
10. Diare yang disebabkan oleh spesies Salmonella: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai lini pertama. Untuk kasus invasif, dapat diberikan ceftriaxone dan cefotaxime.
11. Diare yang disebabkan oleh spesies Shigella: diberi trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai lini pertama. Cefixime, ceftriaxone, dan cefotaxime direkomendasikan untuk kasus invasif.
12. Diare yang disebabkan oleh V cholerae: diberikan doxycycline sebagai antibiotik lini pertama. Sedangkan erythromycin adalah antibiotik lini kedua.
13. Diare yang disebabkan oleh spesies Yersinia: dokter akan memberikan beberapa alternatif pilihan, seperti: trimethoprim-sulfamethoxazole, cefixime, ceftriaxone, dan cefotaxime. Terapi tidak memperpendek durasi penyakit, persiapkan bila terjadi komplikasi.


Jadi pada dasarnya obat hanya boleh diberikan oleh dokter sesuai dengan penyebab pasti yang mendasari terjadinya diare. Hindari upaya mengobati diri sendiri, karena dapat berakibat fatal. Hindari pula anggapan bahwa diare pasti sembuh dengan antibiotik. Perlu diketahui, bahwa sebagian obat antibiotik malah justru menyebabkan terjadinya diare. Oleh karena itu, antibiotik hanya boleh dibeli dengan resep dokter di apotek.


Dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat, bila tidak membaik dalam waktu tiga hari dan disertai kondisi/keadaan berikut ini:
1. Buang air besar cair lebih sering
2. Muntah berulang-ulang
3. Rasa haus yang amat
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Ditemukan darah di dalam tinja


Pemberian probiotik, terutama strain Lactobacillus manusia (Lactobacillus casei sp strain GG) di dalam bentuk susu fermentasi atau freeze-dried powder efektif untuk pemulihan (recovery) penderita diare akut yang disebabkan oleh rotavirus.


Perlu diwaspadai adanya diare yang bermasalah, misalnya:
1. Disentri
Deteksinya cukup mudah: bila ada diare disertai darah dan lendir dalam tinja.


2. Diare persisten
Deteksinya: diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih.


3. Diare dengan penyerta (komorbiditas)
Beberapa penyakit yang sering terjadi bersamaan atau menyertai diare antara lain:
a. Infeksi susunan saraf pusat
b. Infeksi saluran pernafasan
c. Infeksi saluran kemih
d. Infeksi sistemik
e. Kurang gizi


Pencegahan
Diperkirakan lebih dari 500 juta anak di seluruh dunia menderita diare setiap tahun. Oleh karena itu, diupayakan pencegahan diare. Langkah efektif pencegahan diare menurut WHO (World Health Organization):
1. Menyusui ASI eksklusif dengan baik dan benar (selama 6 bulan)
2. Menyapih dan memperbaiki makanan pendamping ASI
3. Memperhatikan higiene dan sanitasi serta menggunakan air bersih untuk minum
4. Kebiasaan cuci tangan
5. Penggunaan WC/jamban/kakus dan menghindari buang air besar (BAB) di sembarang tempat. Jarak jamban dengan sumber air (sumur) lebih dari 10 meter.
6. Membiasakan anak-anak untuk BAB di tempatnya
7. Imunisasi campak (measles)


Pemberian suplementasi seng (zinc supplementation) pada anak-anak di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) dapat mengurangi terjadinya diare dan pneumonia (radang selaput paru-paru). WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian suplemen zinc 20 mg setiap hari selama 10–14 hari terutama untuk anak-anak dengan diare akut, dan 10 mg per hari untuk bayi berusia kurang dari enam bulan, untuk mengurangi dan menekan tingkat keparahan episode diare serta mencegah berulang atau kambuhnya diare dalam 2-3 bulan ke depan.


Demikian penjelasan ini, semoga bermanfaat.


Salam sehat dan sukses selalu!


Dokter Dito Anurogo


Konsultan detik.com, dokter online, pemerhati neurosains, hematopsikiatri serta neurofarmakogenomik, penulis 12 buku, mengabdi dan berkarya di neuroscience department, Brain and Circulation Institute of Indonesia, Surya University, Indonesia.


Punya pertanyaan seputar kesehatan? Silahkan klik di sini


source on:m.detik.com



Sudah 3 Hari BAB Encer, Harus ke Dokter atau Cukup Minum Obat Warung?

No comments:

Post a Comment